Home » » Kisah Sakaratul Maut Seorang Pemuda Yang Berbakti Kepada IBUNYA

Kisah Sakaratul Maut Seorang Pemuda Yang Berbakti Kepada IBUNYA



Cerita ini dapat jadi teladan untuk pemuda masa saat ini untuk menyukai serta berbakti pada orantuanya, terlebih pada Ibu.

Sakaratul Maut
Rumah itu di selimuti rasa sedih, seseorang pemuda yang populer sholeh serta berbakti pada ibunya tengah terbaring diatas kasur. Ia tengah meregang nyawa mendekati kematiannya. Pemuda itu masih tetap pada umur emasnya, belum genap 30 th. melakukan hidup didunia.

Dalam haru serta tegang itu, mendadak saja pemuda itu mengatakan kalimat yang sungguh mengagumkan, sungguh sangatlah mengagumkan. Keluarga serta tetangga yang melingkari di dekatnya bingung, ada apa dengan pemuda itu?

“Tidak. Saya tak dapat. Saya tak dapat. Saya mesti izin dahulu pada ibuku”, sekian perkataan pemuda itu berkali-kali.

Di dalam kebingunan keluarga serta beberapa orang yang melihat peristiwa itu, salah seseorang salah satunya bergegas memanggil Ibu sang pemuda itu. Ibunya ada dalam kamar tidak sama lantaran tidak kuasa lihat putra kesayangannya hadapi sakaratul maut. Anak emas yang sangatlah taat serta mencintainya itu, mendekati ajalnya yang makin dekat.

“Lihatlah anakmu, ia terus-menerus mengatakan kalimat-kalimat yang aneh!! “, teriak salah satu orang sembari mengajak sang Ibu untuk menuju kamar anaknya. Tidak memikirkan lama, sang ibu segera hampiri kamar anaknya.

Didalam kamar, terlihat sang pemuda mulai keluarkan buliran keringat yang bercahaya terserang sinar lampu bak mutiara. Buliran keringat di dahi itu, menurut Syaikh Muhammad Hassan yaitu beberapa dari sinyal tanda Husnul Khotimah.

Sang Ibu mendekati putra kesayangannya itu serta mulai dengarkan kalimat yang selalu di ulang-ulang oleh buah hatinya itu.

“Tidak. Saya tak dapat. Saya tak dapat. Saya mesti izin dahulu pada ibuku”, sang pemuda selalu mengulang-ulang kalimat itu.

Sang Ibu juga mulai memeluk serta membelai anak emasnya itu seraya berkata,
“Wahai anaku, ini saya, ibumu. Wahai anaku, saya ibumu, Nak. Saya ibumu, anakku. Dengan siapa kau bicara? ”

Serta kurun waktu yang sempit itu, sang pemuda bercerita dengan napas yang tersengal-sengal,

“Wahai ibuku, seseorang gadis sangatlah cantik jelita, Ibu. Belum pernah saya lihat gadis secantik itu. Ia datang kemari. Sungguh saya melihatnya persis dihadapanku. Ia datang melamarku untuk dianya, Ibu. Saya katakan kepadanya, tak. Saya tak dapat hingga saya minta izin dahulu pada ibuku”

Sang ibu menangis sejadi-jadinya, keharuannya mencapai puncak, kerinduannya pada harapan untuk lihat sang buah hati menikah membuatnya makin dalam dalam rasa sedih. Tetapi sang ibu berupaya tegar serta selekasnya mengerti dengan siapa putranya yang sangatlah berbakti itu bicara.

“Aku ijinkan, anakku. Sungguh, dia yaitu hurriyatun (bidadari) dari surga untukmu. Saya telah ijinkan, Nak“, sekian papar sang ibu dalam uraian mata yang deras mengalir.

Selang beberapa saat, sang pemuda sholeh yang taat itu, wafat dunia dalam pelukan sang ibu.

=========

Sungguh begitu tinggi derajat pemuda sholeh yang berbakti pada ibunya itu. Bahkan juga sampai mendekati ajalnya, istri (dari surga) datang pada engkau membawa berita senang. Walau sebenarnya sang pemuda belum lagi meninggalkan dunia yang fana ini.

Syaikh Muhammad Hassan mengingatkan pada golongan muslim tidak untuk terperanjat dengan cerita ini. Tak perlu heran, lantaran saat yang sempit mendekati ajal seperti yang dihadapi pemuda itu yaitu keadaan waktu seseorang seseorang mukmin dipertunjukkan rumahnya di surga. Bahkan juga bakal dipertunjukkan baginya beberapa Malaikat-Nya dengan mata kepalanya sendiri. Ia juga diberitakan perihal berita senang (bisyarah).

Serta Maha Benar Allah Ta’ala yang berfirman :

“Sesungguhnya beberapa orang yang berkata Rabb kami yaitu Allah, lalu mereka beristiqomah dengannya, jadi beberapa Malaikat bakal turun kepadanya seraya berkata : “Janganlah kalian takut” 

Beberapa ulama menafsirkan tidak sama pada ayat ini. Ada yang menyampaikan Malaikat menyampaikan hal itu sebentar saat sebelum ajal seperti cerita pemuda yang berbakti di atas, tetapi ada juga yang memiliki pendapat ketika mereka keluar dari alam pendam.

“Janganlah kalian takut serta janganlah juga bersedih. Berbahagialah kalian dengan surga yang sudah dijanjikan untuk kalian” Qs. Fushilat : 30

0 komentar:

Posting Komentar