Presiden Joko Widodo serta bekas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sama-sama sindir atas kebijakan semasing. Di Twitter pribadinya, SBY sering melemparkan sindiran atas kebijakan yang dikeluarkan Jokowi. Sesaat, Jokowi tempo hari juga tidak dengan cara segera menyindir kebijakan SBY yang lambat.
Pengamat Politik Said Salahudin menyampaikan, kritik yang dikerjakan oleh SBY pada Jokowi yaitu hal yang lumrah. " Bila SBY itu bicara juga sebagai ketum partai memiliki hak memberi kritikan. Seperti Megawati waktu itu juga mengkritik kebijakan SBY waktu masih tetap jadi Presiden, " kata Said saat dihubungi VIVA. co. id, Kamis, 10 September 2015.
Karena, kritik dari luar pemerintahan ke pemerintah yaitu hal yang lumrah. " Saya tak lihat hal yang salah atas kritikan itu. Dia mempunyai tanggung jawab moril juga sebagai ketum partai, " katanya.
Tetapi, hal yang aneh bila Presiden Jokowi malah mengkritik atau menyindir seseorang bekas Presiden. " Bila Presiden mengkritik bekas Presiden itu tak pas, " kata Said.
Menurutnya, sikap Jokowi yang bertukar mengkritik SBY yaitu suatu aksi kekanak-kanakan. " Masalahnya Jokowi kekanak-kanakan, jadi dia mau kritik balik, seperti tak suka terima kritik, dia seperti geram, " katanya.
Tetapi, tidak sama bila Jokowi mengkritik kebijakan suatu partai politik yang dia anggap tidak sesuai sama undang-undang. Bukanlah malah kebijakan bekas Presiden yang dia kritik.
Sama-sama Sindir SBY-Jokowi
Pada Agustus lantas, SBY menyindir Jokowi lewat kuliah Twitter atau kultwit atas kebijakan Jokowi masalah pasal penghinaan presiden. Lewat account @SBYudhoyono, SBY menuliskan :
" Pasal penghinaan, pencemaran nama baik serta aksi tak mengasyikkan terus ada 'karetnya', berarti ada unsur subjektivitas, " catat SBY.
SBY lalu mengungkap dalam twitter itu bahwa waktu dia jadi Presiden, dia banyak memperoleh penghinaan, dimana fotonya diinjak-injak serta yang lain. Tetapi, kata dia, waktu pemerintahan Jokowi hal semacam itu tak ada lagi.
Lalu, SBY menuliskan lagi, " Rangkuman : demokrasi serta kebebasan utama, tetapi janganlah lampaui batas. Demokrasi juga butuh teratur, namun negara tidak butuh represif "
Sesaat, Jokowi berbalik menyindir SBY waktu acara ground breaking proyek Light Rail Transit di lokasi Taman Mini, Jakarta Timur. Jokowi mengatakan dianya berbarengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) saat itu serta Direktur Paling utama PT. Adhi Karya, Kiswo Dharmawan telah mengulas proyek itu.
" Saat ini ketemu lagi, bertiga lagi, Pak dirut, Gubernur DKI, saya, ditambah menteri BUMN, lebih Gubernur Jawa Barat, ketemu, setuju. Saya itu orangnya sederhana, telah siap seluruhnya? Saya bertanya, namun Perpres belum. Beri saat saya dua hari. Kapan proyek diawali? Segera saya bertanya. Nyatanya cuma satu minggu segera diawali, " kata Jokowi.
Walau sebenarnya, proyek ini telah dibicarakan tiga th. lantas waktu SBY masih tetap menjabat juga sebagai Presiden serta Jokowi sekarang ini jadi Gubernur DKI Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar